Jurnal

Hendarwan, Membangun Desa Mandiri Digital

07 Mei 2023
Administrator
Dibaca 62 Kali
Hendarwan, Membangun Desa Mandiri Digital

Hendarwan (49) meyakini pemerintahan desa bisa dijalankan secara digital.

Selain memudahkan layanan untuk masyarakat, sistem digital juga menjadi pintu masuk bagi berbagai program yang lebih besar.

Tulisan ”Selamat Datang di Tiyuh Calak Pulung Kencana” yang terpampang di tembok akan menyambut siapa saja yang berkunjung ke Balai Tiyuh Pulung Kencana, Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba), Lampung.

Desa yang berjarak sekitar 120 kilometer dari Bandar Lampung itu menjadi potret desa mandiri digital di Lampung.

Baca juga:

Desa Lamahu, Gorontalo Desa Percontohan Desa Digital Pertama di Indonesia

Tiyuh adalah kata dalam bahasa Lampung yang berarti ’desa’.

Sementara calak berarti ’pintar‚ atau ’cerdas’.

Jika digabungkan, kalimat itu berarti Selamat Datang di Desa Pintar Pulung Kencana.

Di Kabupaten Tulang Bawang Barat, tiyuh menjadi sebutan umum untuk desa-desa di sana.

Sejak dilantik sebagai Kepala Tiyuh Pulung Kencana, pada akhir tahun 2018, Hendarwan secara bertahap mengubah sistem pemerintahan di desanya menjadi serba digital.

Pemerintahan dijalankan secara terkontrol dalam satu sistem teknologi informasi terpadu melalui situs pulungkencana.desa.id.

Dengan sistem TI yang dimiliki Tiyuh Pulung Kencana, standar layanan surat-menyurat untuk warga di desa itu bisa diakses dari mana saja.

Warga yang membutuhkan surat bisa mengajukan permohonan melalui layanan elektronik mandiri melalui website.

Mereka juga bisa memantau progres pembuatan surat melalui gawai.

Kurang dari satu jam, warga biasanya menerima pemberitahuan bahwa surat mereka sudah jadi dan bisa diambil di balai tiyuh.

Tak ada lagi antrean warga di balai desa sejak digitalisasi diterapkan untuk segala urusan.

Selain mempermudah urusan pembuatan surat, sistem digital juga mendorong transparansi penggunaan dana desa.

Pemerintah memampang APBDes dan penggunaannya secara real time atau seketika itu juga di situs desa.

”Kami memampang rencana pembangunan, progres pembangunan, hingga penyerapan anggaran dana desa secara realtime di website.

Semua warga bisa membuka dan memantau anggaran desa,” kata Hendarwan saat ditemui di Balai Tiyuh Pulung Kencana, Senin (13/3/2023).

Baca juga:

Apa Itu UMKM? Ini Pengertian dan Kriteria UMKM Menurut Undang-Undang

Ia menambahkan, bendahara akan melaporkan kas keuangan per bulan melalui situs itu.

Tujuannya untuk mencegah penyimpangan.

Selain itu, verifikasi berbagai program bantuan sosial juga lebih mudah.

Kini, tak ada lagi kasus tumpang tindih program bantuan.

Warga yang sudah mendapat satu jenis bantuan sosial dari pemerintah secara otomatis tidak bisa menerima bantuan lainnya.

Saat ini, data kependudukan 9.330 warga Desa Pulung Kencana sudah terekam secara digital.

Berbagai jenis data, mulai dari jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, kesehatan, golongan darah, hingga bantuan yang diperoleh warga, diperbarui secara berkala.

Potret kondisi rumah, luas kebun atau lahan, kepemilikan kendaraan, hingga kepemilikan hewan ternak setiap warga juga bisa dilihat secara realtime lewat peta desa.

Untuk merekam data itu, pendataan dilakukan dengan mengombinasikan fitur Google Earth dan foto asli rumah warga.

Hendarwan mengatakan, ia sebenarnya tidak mempunyai keahlian di bidang teknologi.

Namun, tekad yang kuat untuk membangun sistem digital membuatnya banyak belajar dari para stafnya yang ahli di bidang TI.

Ia juga sering mengikuti pelatihan manajemen desa digital yang digelar oleh Kementerian Desa, Pembangunan Desa Tertinggal, dan Transmigrasi atau Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Transmigrasi Lampung.

Program desa

Perekaman data secara digital yang berjalan baik di Desa Pulung Kencana ternyata tidak hanya mampu memangkas birokrasi di tingkat desa.

Lebih dari itu, digitalisasi juga memudahkan pemerintah desa dalam memetakan program yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Ia mencontohkan, ada sekitar 3.000 warga Desa Pulung Kencana yang belum mempunyai akses BPJS Kesehatan.

Karena itulah, desa menggagas program sedekah sampah yang diadakan dua kali dalam sebulan.

Pada Jumat pagi, seluruh aparatur desa, termasuk dirinya, berkeliling mencari sampah dari rumah-rumah warga sekitar.

Sampah berupa keresek, gelas plastik, kardus, kaleng, dan botol kaca itu lalu dikumpulkan di tempat pengelolaan sampah milik desa.

Setelah disortir, sampah yang terkumpul dijual kepada pengepul.

Hasil penjualan sampah lalu digunakan untuk mendaftarkan warga sebagai peserta BPJS Kesehatan secara mandiri.

Hingga saat ini, jumlah warga yang telah didaftarkan sebagai peserta BPJS Kesehatan mandiri kelas III telah mencapai 519 orang.

Pemerintah desa juga bekerja sama dengan BPJS Kesehatan untuk mendorong warga yang kurang mampu bisa menjadi penerima bantuan iuran dari pemerintah.

Program lain yang dijalankan dengan memanfaatkan data digital adalah pemberian 2.500 bibit pohon pinang betara untuk warga.

Program bantuan bibit pohon itu dibuat bukan tanpa alasan.

Hendarwan mengungkapkan, kesadaran masyarakat untuk membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) masih sangat kurang.

Saat ini, masih sekitar 25 persen warganya yang tidak taat membayar PBB.

Karena itulah, ia membagikan bibit pohon pinang betara untuk ditanam di depan rumah warga. Dalam waktu 2,5 tahun ke depan, pohon itu diharapkan bisa berbuah.

Dengan estimasi hasil panen mencapai 25 kilogram (kg) untuk setiap pohon per tahun, warga bisa membayar PBB menggunakan uang hasil panen buah pinang.

Adapun perkiraan harga pinang betara berkisar Rp 10.000-Rp 24.000 per kg, tergantung kondisi basah atau kering.

Program pemberdayaan masyarakat lain yang dijalankan di desa itu, antara lain, pemberian kambing sebagai modal usaha ternak dan bibit ikan untuk usaha perikanan budidaya.

Secara berkala, aparatur desa juga dilibatkan memantau perkembangan bibit pohon, kambing, atau ikan yang telah diserahkan kepada warga.

Kepala desa juga harus sering mendengar keluh kesah dan ide-ide dari masyarakat yang bisa diwujudkan demi membangun desa.

Hal ini dilakukan agar hubungan personal antara kepala desa, perangkat desa, dan warganya tetap terjaga.

Hendarwan rajin mengunjungi warga secara personal, hadir dalam acara-acara undangan, dan berbicara dari hati ke hati.

Itu semua membuat ikatan persaudaraan di desa terjalin kuat.

”Kunci membangun tiyuh (desa) adalah komitmen dan kerja sama yang baik di antara semua pihak.

Kepala desa juga harus sering mendengar keluh kesah dan ide-ide dari masyarakat yang bisa diwujudkan demi membangun desa,” kata Hendarwan.

Baca juga:

Mendes PDTT: Program Digitalisasi Desa tak Bisa Lagi Ditunda

Masalah warga

Saat berbincang dengan para petani, ia mengetahui masalah hama tikus yang sering kali menyerang sawah.

Hendarwan pun terpikir untuk mengusir hama tikus dengan mengajak warga memelihara burung hantu.

Ide itu muncul saat beberapa tahun silam ia membongkar plafon atap rumahnya. Ia menemukan seekor burung hantu dan bangkai tikus di sekitarnya.

Setelah mencari literasi secara daring, ia semakin yakin burung hantu bisa dimanfaatkan untuk mengendalikan hama tikus secara alami.

Warga lalu dibantu membangun sangkar burung di dekat persawahan sebagai tempat tinggal burung hantu.

Awalnya, desa membelikan delapan pasang burung hantu. Agar tidak dicuri, Hendarwan mengeluarkan aturan yang melarang warga mengambil burung hantu tersebut.

Setelah berkembang biak, saat ini, sudah ada lebih dari 50 ekor burung hantu di desa itu yang digunakan untuk mengusir hama tikus.

Sawah petani pun sudah tidak lagi diserang hama tikus dan hasil panennya lebih baik.

Hendarwan berharap, segala inovasi yang dilahirkan di desa itu bisa bermanfaat bagi banyak orang, terutama warga desa. Pelan-pelan, cita-cita Hendarwan untuk memajukan desanya mulai terbukti.

Selama dipimpin Hendarwan, Tiyuh Pulung Kencana banyak meraih penghargaan.

Salah satunya adalah menjadi Juara I Lomba Desa Se-Provinsi Lampung tahun 2021.

Pulung Kencana juga menjadi desa percontohan terbaik program Smart Village yang digulirkan Pemprov Lampung.

Saat ditawari hadiah oleh Gubernur Lampung Arinal Djunaidi, Hendarwan meminta mobil ambulans agar bisa melayani warganya.

Kini, desa itu menjadi satu-satunya desa di Kabupaten Tubaba yang mempunyai ambulans sendiri.

Pada 2022, Hendarwan juga pernah meraih penghargaan sebagai kepala desa yang mampu mewujudkan desa mandiri dari Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.

Sederet penghargaan lain juga pernah ia terima selama menjabat.

Desa Pulung Kencana menunjukkan tidak ada hal mustahil jika benar-benar dikerjakan.

Desa yang dahulu tidak pernah diperhitungkan itu kini menjadi salah satu desa digital rujukan oleh banyak desa lain di Indonesia.

Hendarwan

Lahir: Sri Menanti, Lampung, 4 April 1973

Riwayat Pendidikan:

  • SDN 1Sri Agung Lampung Utara
  • SMP 1 Prokimal Lampung Utara
  • SMAN 1 Ketapang Lampung Utara

Karier/Jabatan:

  • Kepala Tiyuh Pulung Kencana
  • Ketua Apdesi Kecamatan Tualang Bawang Tengah
  • Ketua Harian Apdesi Kabupaten Tulang Bawang Barat

Penghargaan:

  • Piagam Penghargaan Juara 1 Lomba Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) Tingkat Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2019.
  • Piagam Penghargaan Tiyuh Pulung Kencana sebagai Peserta dalam Kegiatan Pawai Ta’aruf/Mobil Hias Dalam Rangka MTQ Ke-47 Provinsi Lampung Tahun 2019 Di Kabupaten Tulang Bawang Barat.
  • Piagam Penghargaan atas Keberhasilan Aparat Pemerintah Kampung/Kelurahan dalam Melunasi Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) Sesuai dengan Target yang Telah Ditetapkan oleh Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2020.
  • Penghargaan Ucapan Terima Kasih Kepala Kepolisian Resor Tulang Bawang Barat dalam Membentuk Kampung Tangguh Menghadapi Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19) tahun 2020.
  • Piagam Penghargaan Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI sebagai Kepala Desa Terbaik Tahun 2021.
  • Piagam Penghargaan Juara 1 Lomba Desa Tingkat Provinsi Lampung Tahun 2021.
  • Piagam Penghargaan Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia atas Prestasinya sebagai Juara 1 Lomba Desa dan Kelurahan Tingkat Provinsi Lampung Tahun 2021.
  • Piagam Penghargaan Gubernur Lampung kepada Kepala Tiyuh Pulung Kencana atas Dedikasinya sebagai Implementator dan Penggerak Program Smart Village Provinsi Lampung Tahun 2022.
  • Piagam Penghargaan Komisi Informasi Pusat Republik Indonesia atas Partisipasinya Mengikuti Evaluasi dan Apresiasi Desa dalam Pelaksanaan Keterbukaan Informasi Publik Tahun 2022.
  • Piagam Penghargaan Karang Taruna Kabupaten Tulang Bawang Barat atas Peran Serta Pembinaan Karang Taruna di Wilayah Kerjanya Tahun 2022
  • Piagam Penghargaan sebagai Kepala Peduli Kesehatan Serikat Media Siber Indonesia Tahun 2022.
Bagikan artikel ini:
Kirim Komentar

Komentar baru terbit setelah disetujui Admin

CAPTCHA Image